Operant conditioning adalah teori belajar dimana konsekuensi dari lingkungan dapat mengubah perilaku seseorang. Biasanya operant conditioning digunakan untuk mengubah perilaku seseorang dengan memberikan penguatan (reinforcement) yang positif dan negatif kepada perilaku yang ingin ditimbulkan. Ataupun memberikan hukuman (punishment) untuk perilaku yang ingin dihilangkan. Operant conditioning berbeda dengan classical conditioning yang merupakan dua stimulus yang saling berpasangan/asosiasi dari 2 stimulus melainkan merupakan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan.
Awalnya Operant Conditioning dilakukan oleh Edward Thorndike pada tahun 1911. Thorndike ingin mengetahui kemampuan intelegensi hewan dan menggunakan puzzle box. Dan mendapatkan hasil bahwa konsekuensi dari sebuah tindakan menentukan apakah tindakan tersebut akan dilakukan kembali di masa yang akan datang. Namun Burrus Frederick Skinner kembali melakukan percobaan dengan menggunakan Skinner Box dan tikus. Seperti yang tampak pada gambar dibawah.
Skinner box digunakan untuk melatih binatang yang dilengkapi dengan tuas yang dapat ditekan untuk mendapatkan makanan. Makanan disebut sebagai penguat, dan proses pemberian makanan tersebut disebut penguatan. Awalnya tikus dimasukkan kedalam kotak dan ia akan mulai mengendus sekitar kotak dan menekan tuas. Ketika ia menekan tuas, makanan dan air keluar ke cangkir makanan (food cup). Setelah mengulang hal ini berkali – kali, tikus mempelajari bahwa ia akan mendapatkan makanan jika menekan tuas. Ketika tikus mendapatkan hadiah (makanan), maka ia dikondisikan untuk mengulang tindakan tersebut untuk terus mendapatkan makanan. Penguatan terdiri dari dua jenis, yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement.
Positive reinforcement adalah membuat suatu perilaku semakin kuat dengan memberikan stimulus yang menyenangkan. Pada percobaan Skinner, positive reinforcementnya adalah tikus mendapatkan makanan ketika menekan tuas. Pada proses belajar mengajar, positive reinforcement yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pujian kepada murid yang mengajukan pertanyaan, sehingga pada saat proses – belajar mengajar selanjutnya anak – anak akan lebih sering bertanya.
Sedangkan negative reinforcement adalah membuat perilaku semakin kuat dengan menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan. Pada percobaan Skinner, ketika tikus menekan tuas, ia mematikan sengatan listrik dan mendapatkan makanan. Jika pada proses belajar – mengajar yang dapat dilakukan adalah dengan berhenti memarahi murid yang mengumpulkan tugasnya tepat waktu. Karena murid berpikir gurunya akan berhenti memarahinya jika mengumpulkan tugasnya tepat waktu, maka murid tersebut akan selalu mengumpulkan tugasnya tepat waktu.
Selain reinforcement, punishment juga bisa digunakan untuk mengubah perilaku seseorang. Sebenarnya lebih mengarah ke menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Punishment harus disampaikan dengan segera setelah perilaku yang tidak diinginkan terjadi dan biasanya konsekuensinya agak keras. Namun terkadang punishment bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan seperti ketakutan dan kemarahan. Punishment adalah menghilangkan atau mengurangi sebuah perilaku dengan cara menampakkan stimulus yang tidak menyenangkan. Pada percobaan Skinner, awalnya ketika menekan tuas tikus mendapatkan makanan, namun ketika menekan tuas untuk kedua kalinya, ia mendapatkan sengatan listrik. Maka ia belajar untuk tidak menekan tuas itu lagi. Jika sedang berada pada proses – belajar – mengajar, mungkin saja ada beberapa kali murid menyela apa yang dikatakan gurunya, namun ketika murid tersebut terlalu sering melakukannya maka guru akan memarahinya dan memberikan hukuman padanya sehingga murid tidak berani lagi melakukannya.
Dan begitulah Operant Conditioning yang tanpa kita sadari sudah berlaku dalam proses belajar - mengajar kita, di Indonesia.
Sumber :
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Dan begitulah Operant Conditioning yang tanpa kita sadari sudah berlaku dalam proses belajar - mengajar kita, di Indonesia.
Sumber :
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Lahey, B. B. (2007). Psychology: an Introduction (9th edition). New York:Mc.Graw-Hill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar