Cari Blog Ini

Selasa, 15 Maret 2011

Multiple Intelligences

Seseorang memiliki intelegensi yang berbeda – beda. Intelegensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk mempelajari pengalaman baru, menalar dengan baik , menyelesaikan masalah dengan efektif. Secara umum intelegensi bisa disebut sebagai kecerdasan. Intelegensi pertama kali dipopulerkan oleh Francis Galton. Francis Galton menyebutkan bahwa intelegensi adalah faktor umum tunggal yang merupakan dasar untuk kemampuan spesifik yan lain. Awalnya intelegensi disebut – sebut merupakan faktor hereditas yang diturunkan oleh kedua orang tua dan berkembang saat anak masih dalam kandungan. Sifat yang dibawa anak sejak lahir merupakan perpaduan kromosom ayah dan kromosom ibu yang diturunkan berupa struktur genetik, maksudnya bukan berupa bentuk-bentuk tingkah lakunya melainkan ciri-ciri fisik yang ditentukan oleh keturunan. Namun seiring perkembangan zaman pandangan ini berubah. Pada kasus diatas, teori intelegensi yang akan digunakan adalah teori intelegensi ganda / majemuk yang dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya Linguistik/verbal, Logikal/metamatis , Musik , Spasial (artistik), Kinestetik (atletik), Interpersonal, Naturalistis(memahami). Namun belakangan ini dikembangkan lagi menjadi 9 intelegensi dengan tambahan intrapersonal dan eksistensial. Pada beberapa kasus orang masih menganggap seseorang yang lebih pintar dan berhasil adalah orang yang IQ-nya tinggi ataupun yang sangat mahir di bidang eksakta. Padahal sebenarnya IQ bukanlah jaminan bahwa seseorang itu bisa suskes ataupun dikatakan pintar dan jenius.

Menurut Howard Gardner, seperti yang dijelaskan diatas ada 9 jenis intelegensi yang bisa dimiliki seseorang, yaitu :

1. Inteligensi linguistik ( Linguistic intelligence)
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa.
b. mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis
c. Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata
d. Gemar membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas
e. Biasanya menjadi jurnalis, penyair, pengacara
f. Dalam berteknologi, komputer dapat digunakan untuk merevisi dan menulis ulang komposisi

2. Inteligensi matematis-logis ( Logical – mthematical intelligence )
a. Merupakan kecerdasan dalam hal berpikir ilmiah (biasanya berhubungan dengan logika dan angka – angka)
b. Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi
c. Berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis
d. Pandangan hidupnya bersifat rasional
e. Biasanya seorang ilmuwan, akuntan, programmer
f. Bisa belajar secara efektif melalui program komputer yang menarik dan memberi umpan balik

3. Inteligensi ruang (Spatial intelligence )
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan seni visualisasi
b. Kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang
c. Mudah memperkirakan jarak dan ruang
d. Membuat sketsa ide dengan jelas
e. Biasanya seorang arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur
f. Bisa menciptakan berbagai bentuk yang berbeda menggunakan teknologi yang ada

4. Inteligensi kinestetik (atletik)
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan tubuh (body language) untuk mengekspresikan perasaannya
b. Menikmati kegiatan fisik (olahraga)
c. Cekatan
d. Biasanya seorang aktor, atlet, penari


5. Inteligensi musikal ( Musical intelligence )
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan musik.
b. Mampu mengenali dan mengembangkan nada – nada, irama, dan suara
c. Mendengarkan musik dengan lebih tajam.
d. Biasanya seorang musisi






6. Inteligensi interpersonal ( Interpersonal intelligence )
a. Merupakan Kecerdasan dalam hal mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain
b. berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama
c. Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya mempunyai rasa empati yang tinggi
d. Biasanya seorang fasilitator, negotiator
e. Mampu mengeksplorasi garis pikiran secara mendalam

7. Inteligensi intrapersonal ( Intrapersonal intelligence )
a. Merupakan kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani.
b. Membedakan berbagai macam emosi
c. Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya
d. Mawas diri dan suka meditasi
e. Lebih suka kerja sendiri
f. Biasanya seorang filsuf, psikiater, konselor, teolog

8. Inteligensi lingkungan / naturalis ( Naturalist intlligence )
a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan alam, flora dan fauna.
b. Juga termasuk kecerdasan dalam memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam
c. Senang kegiatan di luar (alam)
d. Mencintai alam
e. Biasanya petani, nelayan, pendaki, pemburu

9. Inteligensi eksistensial ( Exixtential intlligence )
a. Merupakan kecerdasan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia
b. Biasanya seorang filsuf.

Sumber :
 Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Group

Read More here..... “Multiple Intelligences”  »»

Rabu, 09 Maret 2011

Foto...Foto dan Foto..

Aku bukanlah orang yang pandai merangkai kata - kata
Aku  juga bukanlah orang yang pandai memainkan nada dan suara.
Ku hanya orang yang mencoba memahami kehidupan melalui foto.
Foto..Foto dan Foto..
Jangan harapkan kesempurnaan cahaya, tata letak, ruang, dan model disini.
Karena aku merasa semua hal itu indah..
Gunakan imajinasi dan tema yang bebas untuk dapat menikmati hal ini.
Enjoy my photo guys. :)
Smile.. :)
The Ditch
Porseni Psikologi USU 2011
Green in Grayscale
A canoe
Pertandingan Voli
6 strings
Lake Toba from Simalem
Reflection in Reflection
REd aNd whiTe
Traffic Light
Hope, Pray and Believe
Duriaan!!!
Can you see that lip?
Mom
Medan Highlight
little red
The Lion of the temple



Untuk melihat foto - foto lainnya bisa dilihat di album saya disini.

Read More here..... “Foto...Foto dan Foto..”  »»

Selasa, 08 Maret 2011

Kognisi dan Motivasi pada Proses Learner-Centered

Banyak cara untuk belajar mengenai Kognisi dan Motivasi. Salah satunya adalah dengan melakukannya langsung. Seperti yang dilakukan pada pertemuan minggu ini di mata kuliah Psikologi Pendidikan. Dengan tetap menggunakan learner-center, dosen pengampu memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menilai teman - teman yang berada di dalam satu kelompok. Disini dosen pengampu sudah mengajarkan 3 hal sekaligus, yaitu Johari Windows, kognisi dan motivasi.

Dimulai dari Johari Windows atau biasa disebut jendela Johari. Dimana disini diajarkan bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan orang lain. Sejauh apa seseorang bisa menerima penilaian orang terhadap dirinya. Bagaimana 2 hal penting antara saya dan orang lain serta tahu dan tidak tahu bisa membentuk sebuah jendela yang terdiri dari empat kotak, yang masing - masing mempunyai penjelasan seperti berikut : 


Kemudian pembelajaran mengenai kognisi terjadi disini. Banyak jenis - jenis kognisi yang bisa terjadi pada saat proses penilaian. Mulai dari pendekatan deduktif yang merupakan penalaran dari umum ke spesifik. Awalnya saya mengenal teman saya melalui pandangan saya kepadanya secara umum, seperti contohnya ia pendiam. Kemudian, setelah sering berkomunikasi dan berinteraksi, akhirnya pandangan itu berubah menjadi lebih spesifik lagi dengan mengetahui bahwa ia sebenarnya enak diajak bicara dan ramah. Kemudian, ada juga Model Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura yang bisa digunakan. Ada empat proses yang digunakan pada model ini, yaitu atensi, retensi, produksi, dan motivasi. Awalnya saya memberi atensi terhadap perilaku teman saya ketika berkomunikasi, kemudian karena frekuensi berkomunikasi yang sering saya memberikan retensi kepada perilaku teman saya dan mengingatnya. Saya produksi beberapa perilaku yang baik yang bisa saya contoh untuk dapat menjadi orang yang lebih baik lagi, dan akhirnya memotivasi saya untuk terus berkarya dan merubah pribadi saya menjadi orang yang lebih baik lagi.

Dan pembelajaran terakhir yaitu motivasi. Baik secara ekstrinsik, dengan cara melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Salah satu tujuan saya melakukan ini adalah karena ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen pengampu saya. Motivasi secara intrinsik juga terjadi disini, yaitu melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.


sumber : 
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media
Group

Read More here..... “Kognisi dan Motivasi pada Proses Learner-Centered”  »»

Senin, 07 Maret 2011

Mengenal lebih dekat Operant Conditioning


Operant conditioning adalah teori belajar dimana konsekuensi dari lingkungan dapat mengubah perilaku seseorang. Biasanya operant conditioning digunakan untuk mengubah perilaku seseorang dengan memberikan penguatan (reinforcement) yang positif dan negatif kepada perilaku yang ingin ditimbulkan. Ataupun memberikan hukuman (punishment) untuk perilaku yang ingin dihilangkan. Operant  conditioning berbeda dengan classical conditioning yang merupakan dua stimulus yang saling berpasangan/asosiasi dari 2 stimulus melainkan merupakan konsekuensi dari perilaku yang dilakukan.
Awalnya Operant Conditioning dilakukan oleh Edward Thorndike pada tahun 1911. Thorndike ingin mengetahui kemampuan intelegensi hewan dan menggunakan puzzle box. Dan mendapatkan hasil bahwa konsekuensi dari sebuah tindakan menentukan apakah tindakan tersebut akan dilakukan kembali di masa yang akan datang. Namun Burrus Frederick Skinner kembali melakukan percobaan dengan menggunakan Skinner Box dan tikus. Seperti yang tampak  pada gambar dibawah.
Skinner box digunakan untuk melatih binatang yang dilengkapi dengan tuas yang dapat  ditekan untuk mendapatkan makanan. Makanan disebut sebagai penguat, dan proses pemberian makanan tersebut disebut penguatan. Awalnya tikus dimasukkan kedalam kotak dan ia akan mulai mengendus sekitar kotak dan menekan tuas. Ketika ia menekan tuas, makanan dan air keluar ke cangkir makanan (food cup). Setelah mengulang hal ini berkali – kali, tikus mempelajari bahwa ia akan mendapatkan makanan jika menekan tuas. Ketika tikus mendapatkan hadiah (makanan), maka ia dikondisikan untuk mengulang tindakan tersebut untuk terus mendapatkan makanan. Penguatan terdiri dari dua jenis, yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement.
Positive reinforcement adalah membuat suatu perilaku semakin kuat dengan memberikan stimulus yang menyenangkan. Pada percobaan Skinner, positive reinforcementnya adalah tikus mendapatkan makanan ketika menekan tuas. Pada proses belajar mengajar, positive reinforcement yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pujian kepada murid yang mengajukan pertanyaan, sehingga pada saat proses – belajar mengajar selanjutnya anak – anak akan lebih sering bertanya.
            Sedangkan negative reinforcement adalah membuat perilaku semakin kuat dengan menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan. Pada percobaan Skinner, ketika tikus menekan tuas, ia mematikan sengatan listrik dan mendapatkan makanan. Jika pada proses belajar – mengajar yang dapat dilakukan adalah dengan berhenti memarahi murid yang mengumpulkan tugasnya tepat waktu. Karena murid berpikir gurunya akan berhenti memarahinya jika mengumpulkan tugasnya tepat waktu, maka murid tersebut akan selalu mengumpulkan tugasnya tepat waktu.
Selain reinforcement, punishment juga bisa digunakan untuk mengubah perilaku seseorang. Sebenarnya lebih mengarah ke menghentikan perilaku yang tidak diinginkan. Punishment harus disampaikan dengan segera setelah perilaku yang tidak diinginkan terjadi dan biasanya konsekuensinya agak keras. Namun terkadang  punishment bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan seperti ketakutan dan kemarahan. Punishment adalah menghilangkan atau mengurangi sebuah perilaku dengan cara menampakkan stimulus yang tidak menyenangkan. Pada percobaan Skinner, awalnya ketika menekan tuas tikus mendapatkan makanan, namun ketika menekan tuas untuk kedua kalinya, ia mendapatkan sengatan listrik. Maka ia belajar untuk tidak menekan tuas itu lagi. Jika sedang berada pada proses – belajar – mengajar, mungkin saja ada beberapa kali murid menyela apa yang dikatakan gurunya, namun ketika murid tersebut terlalu sering melakukannya maka guru akan memarahinya dan memberikan hukuman padanya sehingga murid tidak berani lagi melakukannya.
 Dan begitulah Operant Conditioning yang tanpa kita sadari sudah berlaku dalam proses belajar - mengajar kita, di Indonesia.

Sumber :
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media

Lahey, B. B. (2007). Psychology: an Introduction (9th edition). New York:Mc.Graw-Hill

Read More here..... “Mengenal lebih dekat Operant Conditioning”  »»

Jumat, 04 Maret 2011

my Momma's Blog ---> http://dokterqiu.blogspot.com/

Hey friends. ヽ(´ー`)人(´∇`)人(`Д´)ノ
Check my momma's blog.. -----> http://dokterqiu.blogspot.com/ 

Akibat perkembangan zaman ibu saya akhirnya membuat blog untuk memenuhi keinginan orang - orang yang ingin bertanya masalah penyakit, gejala - gejala ataupun cuma sekedar masalah kesehatan. 
*emak aye emang keren punya dah..d(>w<)b *
Jadi, kalau mau nanya masalah kesehatan, bisa langsung disini..

Feel free to visit my mom's blog. ヽ(´▽`)/
GBU all.. ^_^

Read More here..... “my Momma's Blog ---> http://dokterqiu.blogspot.com/”  »»

Selasa, 01 Maret 2011

Distance Learning

Dikarenakan akan diadakannya kembali kuliah online pada mata kuliah Psikologi Pendidikan kali ini, maka saya akan sedikit membahas Distance Learning atau belajar jarak jauh. Distance Learning adalah bentuk pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan modul yang tercetak yang digunakan untuk korespondensi dan pembelajaran berbasis TIK, seperti televisi, radio, dan komputer serta internetnya. (Munir,2010 : 216). Jadi maksudnya disini adalah yang belajar dan yang mengajar tidak lagi perlu harus berada dalam satu tempat untuk dapat memulai suatu proses belajar - mengajar. Contohnya saja adalah pada saat nanti akan diadakannya perkuliahan online. Mahasiswa dan dosen tidak perlu lagi berada di dalam satu kelas dikampus untuk tatap muka dan belajar. Tapi bisa dilakukan dirumah masing - masing, di warnet ataupun dimana mahasiswa dan dosen inginkan. Selain itu sebenarnya Distance Learning ini menjawab beberapa masalah dalam pendidikan, seperti mengatasi masalah keterbatasan SDM, penghematan pengeluaran anggaran pendidikan, efisiensi pemahaman materi dan lain - lain.
Distance Learning memiliki beberapa karateristik yaitu :
  1. Menjangkau semua peserta didik
  2. Proses belajar dilakukan secara mandiri
  3. Sumber belajar adalah bahan yang dikembangkan ssecara sengaja sesuai kebutuhan dengan tetap berpedoman pada kurikulum.
  4. Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung dalam suatu pertemuan
  5. Waktu yang digunakan tepat sesuai waktu dan program yang telah ditentukan
  6. Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik
  7. Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan
  8. Penilaian dilakukan sendiri (self evaluation) (Munir,2010 : 216)



Itu semua adalah karateristik dari Distance Learning. Jika suatu proses belajar - mengajar sudah sama dengan ciri - ciri di atas, maka proses belajar mengajar tersebut suah sesuai dengan metode  Distance Learning

Sumber :
Munir., (2008). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung:
Alfabeta
http://www.slideshare.net/mrwhy/sistem-pendidikan-jarak-jauh-melalui-internet-presentation

Read More here..... “Distance Learning”  »»